300x600
Vespa merupakan merek skuter asal Italia yang punya kebiasaan sebagai motor elegan dan menawan. Oleh sebab itu, Vespa juga diidentikkan sebagai kendaraan kelas atas yang cocok dibawa ke acara pesta atau sekadar nongkrong di cafe-cafe ternama. Tapi belakangan ini Vespa juga kian dilirik sebagai opsi kendaraan berperforma tinggi. Vespa tak hanya lagi dipandang dari segi estetika dan sebagai sebuah benda seni. Setidaknya itulah yang bisa dilihat dari tren modifikasi Vespa modern di Indonesia, tiga tahun belakangan ini.
"Kalau dulu antara 2011 sampai 2015, yang saya rasakan, tren modifikasi Vespa modern di Indonesia lebih condong ke fesyen atau tampilan," ujar Dennil Sagita, yang sudah berkecimpung di bisnis part performa Vespa selama 7 tahun, kepada detikOto (18/9/2018).
Menurut Dennil, pada masa-masa itu pemilik Vespa 4 Tak lebih suka menempelkan banyak 'kosmetik' di skuternya.
"Baru setelah 2015, itu yang saya lihat aksesoris dicopot-copotin, dan diganti lebih ke racing look, termasuk mengganti jeroan mesin supaya lebih kencang," terang Dennil.Tren modifikasi performa yang dilakukan, mulai dari sekadar otak-atik komponen transmisi, hingga yang paling ekstrem, menaikkan kapasitas mesin. "Kalau pengguna Vespa di Indonesia saat ini banyak yang mesin motor hariannya dibikin spek balap. Misal bore up mesin dari 150cc ke 177cc, hingga 300cc," lanjut Dennil.
Biaya untuk mengganti sistem transmisi dan jeroan mesin Vespa pun bisa dikatakan tidak murah. Misal untuk paket transmisi Polini dan Malossi seperti roller, rumah roller, per torsi, dan flywheel, harganya antara Rp 2,4 juta sampai Rp 3 jutaan.
Sementara jika diikuti dengan penggantian blok mesin berbahan aluminium, biayanya bisa tembus puluhan juta rupiah. "Tapi biasanya pemilik Vespa tidak memikirkan soal harga. Bagi mereka yang terutama kualitas," tutup Dennil.